MADINATULIMAN -
Imam Al-Nawawi rahimahullah, salah seorang ulama mujtahid madzhab dalam
Syafi’iyah menuliskan beberapa ragam do’a berbuka puasa didalam salah
satu kitabnya, Al-Adzkar. Diantaranya doa berbuka puasa yang beliau
sebutkan adalah
عن
ابن عمر رضي اللّه عنهما قال: كان النبيّ صلى اللّه عليه وسلم إذا أفطر
قال: "ذَهَبَ الظَّمأُ، وابْتَلَّتِ العُرُوقُ، وَثَبَتَ الأجْرُ إِنْ
شاءَ اللَّهُ تَعالى
“Dari
Ibnu ‘Umar radliyallahu ‘anhumaa, ia berkata : Ketika Nabi Shalalallahu
‘alayhi wa Sallam (selesai) berbuka puasa, beliau berdoa ; “Dahaga
telah hilang, kerongkongan (urat-urat leher) telah basah, dan telah
ditetapkan pahalanya, InsyaAllah ta'alaa”.
Do’a ini diriwayatkan oleh para
imam-imam hadits, diantaranya Imam Abu Daud, Al-Nasaa’i, Al-Baihaqi
didalam Sunanul Kubro dan Su’abul Iman, Ad-Daruquthni, Al-Baghawi
didalam Syarhus Sunnah, Al-Jurnani didalam Tartib al-Amali, Al-Hakim
didalam Al-Mustadrak dan lain sebagainya. Imam-imam besar yang
disebutkan, semuanya adalah pengikut Madzhab Syafi’iyyah. Imam
Ad-Daruquthni mengatakan “sanad hadits tersebut hasan”. Imam Al-Hakim
mengatakan “hadits ini shahih berdasarkan kriteria persyaratan Imam
Bukhori dan Muslim”. Imam Bukhari dan Imam Muslim, keduanya adalah
pengikut madzhab Syafi’iyah. Imam Al-Bukhari belajar fiqh kepada
Al-Humaidi, salah seorang murid Imam Syafi’i rahimahullah.
Mulla ‘Ali Al-Qori didalam Syarh
Misykah Al-Mashobih, memberikan penjelasan bahwa maksud kalimat “Idza
Afthoro, Ayy ba’dal Ifthori”. Yakni do’ tersebut dibaca setelah berbuka
puasa.
Demikian juga dikomentari oleh
Syaraful Haq ‘Adhim Abadi didalam Aunul Ma’bud, “Idza Afthoro, Ayy
ba’dal Ifthori (ketika berbuka maksudnya adalah setelah berbuka puasa)”.
Imam Al-Nawawi juga menyebutkan do’a berikut ini :
عن معاذ بن زهرة أنه بلغه أن النبيّ صلى اللّه عليه وسلم كان إذا أفطر قال:"اللَّهُمَّ لَكَ صُمْتُ وَعَلى رِزْقِكَ أفْطَرْتُ"
"Dari
Mu'adz bin Zahrah bahwa ketika Rasulullah akan berbuka puasa, beliau
mengucapkan ; "ya Allah, karena engkau aku puasa dan atas rizki yang
engkau berikan aku berbuka".
Hadits ini banyak diriwayatkan oleh
para imam hadits seperti Abu Daud, Al-Baihaqi, Ath-Thobroni, Ibnu Abi
Syaibah dan lain sebagainya. Hadits ini diamalkan dan para ulama
Syafi’iyyah dan ulama-ulama lainnya mencantumkan hadits ini didalam
kitab-kitab Fiqih mereka.
Diantara yang juga disebutkan oleh Imam Al-Nawawi adalah
الحَمْدُ لِلَّهِ الَّذي أعانَنِي فَصَمْتُ، وَرَزَقَنِي فأفْطَرْتُ
“Segala
puji bagi Allah yang telah memberikanku pertolongan maka aku berpuasa
,dan memberiku rizqi maka aku berbuka puasa”. (HR. Ibnu Sunni didalam
‘Amal al-Yaum wal Lailah, Al-Baihaqi didalam Syu’abul Iman, Al-Jurnani
didalam Tartib al-Amali, dan lain-lain)
اللَّهُمَّ لَكَ صُمْنا، وَعلى رِزْقِكَ أَفْطَرْنا، فَتَقَبَّلْ مِنَّا إنَّكَ أنْتَ السَّمِيعُ العليم
“Yaa
Allah karane Engkau kami berpuasa, atas rizqi yang Engkau berikan, kami
berbuka puasa, maka terimalah puasa kami, Sesesungguhnya Engkau Maha
Mendengar lagi Maha Mengetahui” (HR. Ibnu Sunni dalam ‘Amal al-Yaum wal
Lailah, Ad-Daruquthni didalam sunnannya, Al-Jurnani dan lain-lain)
Ragam do’a diatas semuanya dapat
diamalkan. Dan orang yang berpuasa ketika berbuka, do’anya tidak akan
pernah tertolak. Hal ini juga disebutkan oleh Imam Nawawi didalam
kelanjutannya sekaligus bagian dari ragam do’a ketika berbuka, yaitu
sebagai berikut :
عن
عبد اللّه بن أبي مليكة عن عبد اللّه بن عمرو بن العاص رضي اللّه عنهما
قال: سمعت رسول اللّه صلى اللّه عليه وسلم يقول: "إنَّ للصَّائِمِ
عِنْدَ فِطْرِهِ لَدَعْوَةً ما تُرَدُّ" قال ابن أبي مُليكة: سمعتُ
عبد اللّه بن عمرو إذا أفطرَ يقول:"اللَّهُمَّ إني أسألُكَ
بِرَحْمَتِكَ الَّتِي وَسِعَتْ كُلَّ شَيْء أنْ تَغْفِرَ لي"
"Dari
Abdullah bin Abi Malikah, dari Abdullah bin 'Amru bin al-'Ash
-radliyallahu 'anahumaa- dia berkata : aku mendengar Rasulullah
shallallahu 'alayhi wa sallam mengatakan, "sesungguhnya bagi orang yang
puasa ketika berbuka, do'anya tidak ada yang tertolak", Ibnu Malikah
berkata : "Aku mendengar Abdullah bin 'Amru ketika berbuka mengatakan ;
"Ya Allah sesungguhnya aku memohon pertolongan dengan rahmat-Mu yang
sangat luas meliputi segala sesuatu, agar Engkau mengampuni aku". (HR.
Ibnu Majah dan Ibnu Sunni, sanadnya shahih).
Beberapa Tambahan :
Imam Al-Mawardi didalam kitab Al-Iqna’ fil Fiqhi al-Syafi’i menyebutkan
مَا
روى عَن رَسُول الله صلى الله عَلَيْهِ وَسلم أَنه كَانَ يَقُوله بعد فطره
ذهب الظمأ وابتلت الْعُرُوق وَثَبت الْأجر إِن شَاءَ الله
“Apa
yang diriwayatkan dari Rasulullah shallallahu ‘alayhi wa Sallam ketik
beliau berdo’a setelah berbuka puasa “Dahaga telah hilang, kerongkongan
(urat-urat leher) telah basah, dan telah ditetapkan pahalanya,
InsyaAllah ta'alaa”.
Imam Nawawi didalam kitabnya yang lan yakni Al-Majmu’ Syarh Al-Muhadzzab :
قال
المصنف وسائر الاصحاب يستحب ان يدعوا عند إفطاره اللهم لك صمت وعلى رزقك
أفطرت وفي سنن أبي داود والنسائي عن ابن عمر " كان النبي صلى الله عليه
وسلم إذا أفطر قال ذهب الظمأ وابتلت العروق وثبت الأجر إن شاء الله تعالى
" وفي كتاب ابن ماجه عن ابن عمرو بن العاص إن النبي صلى الله عليه وسلم
قال " إن للصائم عند فطره دعوة ما ترد " وكان ابن عمرو إذا أفطر يقول "
اللهم برحمتك التي وسعت كل شئ اغفر لي
“Mushannif
(pengarang:Imam Nawawi) dan seluruh ulama Syafi’iyah mensunnahkan
berdo’a ketika berbuka puasa : (“ya Allah, karena engkau aku puasa dan
atas rizki yang engkau berikan aku berbuka”) Dan disebutkan didalam
Sunan Abi Daud dan An-Nasaa-I dari Ibnu Umar bahwa Nabi SAW ketika
berbuka mengucapkan: ( “Dahaga telah hilang, kerongkongan (urat-urat
leher) telah basah, dan telah ditetapkan pahalanya, InsyaAllah
ta'alaa”). Sedangkan didalam kitab Ibnu Majah dari Ibnu Amr bin Al-‘Ash
bahwa Nabi SAW bersabda : “Sungguh bagi orang yang berpuasa ketika
berbuka, do’anya tidak akan tertolak”. Ibnu Amru ketika berbuka puasa,
ia berdo’a (“Ya Allah sesungguhnya aku memohon pertolongan dengan
rahmat-Mu yang sangat luas meliputi segala sesuatu, agar Engkau
mengampuni aku”).
Imam Zakariyya Yahya Al-Anshori didalam Asnal Matholib
و)
ينبغي له (أن يقول بعد) وفي نسخة عند (الإفطار اللَّهُمَّ لَكَ صُمْت
وَعَلَى رِزْقِك أَفْطَرْت) لاتباع رواه أبو داود بإسناد حسن لكنه مرسل
وروي أيضا أنه - صلى الله عليه وسلم - كان يقول حينئذ «اللَّهُمَّ ذَهَبَ
الظَّمَأُ وَابْتَلَّتْ الْعُرُوقُ وَثَبَتَ الْأَجْرُ إنْ شَاءَ اللَّهُ
تَعَالَى
“Selayaknya
bagia orang yang berpuasa berdo’a setelah berbuka, sebagian mengatakan
ketika berbuka puasa, dengan do’a “Allahumma Laka Shumtu wa ‘Alaa
Rizqika Afthortu”, karena ittiba’, Abu Daud meriwayatkannya dengan
sanad yang hasan akan tatapi haditsnya tergolong mursal. Dan
diriwayatkan juga bahwa Nabi SAW berdo’a ketika berbuka puasa
“Allahumma Dzahabadh Dhama’ wabtallatil ‘Uruq wa Tsabatal Ajru InsyaAllah ”
Ibnu Hajar Al-Haitami didalam Minhajul Qawim
"و"
يستحب "أن يقول عنده" يعني بعد الفطر: "اللهم لك صمت وعلى رزقك أفطرت"
اللهم ذهب الظمأ وابتلت العروق وثبت الأجر إن شاء الله تعالى للاتباع فيهما
“Disunnahkan
berdo’a ketika berbuka puasa yakni setelah berbuka puasa “Allahumma
Laka Shumtu wa ‘Alaa Rizqika Afthortu, Allahumma Dzahabadh Dhama’
wabtallatil ‘Uruq wa Tsabatal Ajru InsyaAllah”, karena ittiba’.
Al-Khatib Al-Syabini didalam Mughni Al-Muhtaj
(و)
يستحب (أن يقول عند فطره) أي عقبه كما يؤخذ من قوله (اللَّهُمَّ لَكَ
صُمْتُ وَعَلَى رِزْقِكَ أَفْطَرْتُ) وذلك للاتباع. رواه أبو داود مرسلا.
وروي أيضا أنه - صلى الله عليه وسلم - كان: يقول حينئذ «اللَّهُمَّ ذَهَبَ
الظَّمَأُ وَابْتَلَّتْ الْعُرُوقُ وَثَبَتَ الْأَجْرُ إنْ شَاءَ اللَّهُ
تَعَالَى»
“Disunnahkan
berdo’a ketika berbuka puasa, yakni setelah buka puasa sebagai diambil
dari sabda Nabi SAW “Allahumma Laka Shumtu wa ‘Alaa Rizqika Afthortu”,
itu karena ittiba’ . Abu Daud meriwayatkannya secara mursal. Dan
diriwayatkan juga bahwa Nabi SAW berdo’a ketika berbuka “Allahumma
Dzahabadh Dhama’ wabtallatil ‘Uruq wa Tsabatal Ajru InsyaAllah”.
Al-Bujairami didalam kitabnya Tuhfatul Habib ‘ala Syarhi Al-Khatib menjelaskan
قَوْلُهُ:
(اللَّهُمَّ لَك صُمْت) وَيُسَنُّ أَنْ يَزِيدَ عَلَى ذَلِكَ: " وَبِك
آمَنْت وَبِك وَعَلَيْك تَوَكَّلْت ذَهَبَ الظَّمَأُ وَابْتَلَتْ
الْعُرُوقُ وَثَبَتَ الْأَجْرُ إنْ شَاءَ اللَّهُ تَعَالَى، يَا وَاسِعَ
الْفَضْلِ اغْفِرْ لِي الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي هَدَانِي فَصُمْت
وَرَزَقَنِي فَأَفْطَرَتْ " اهـ
Tentang
(Ya Allah karena-Mu aku berpuasa), dan disunnahkan juga menambahnya
dengan “Dan kepada-Mu aku beriman, kepada-Mu aku bertawakkal, dahaga
telah hilang, kerongkongan telah basah, dan telah ditetapkan pahalanya,
InsyaAllah ta'alaa, Wahai Pemilik Karunia Yang Luas, ampunilah dosaku,
segala puji bagi Allah yang memberikan petunjukan kepadaku maka aku
berpuasa, dan memberikan rizqki kepadaku maka aku berbuka”
Selain itu juga sebutkan
didalam kitab fiqh ulama Hanafiyah, Tabyin Al-Haqaiq syarh Kanz
Ad-Daqaiq karya Fakhruddin 'Utsman bin 'Ali al-Zaila'i dan Majmu’
al-Anhar fi Syarhi Multaqal Abrar karya Syaikh Abdurrahman Afandi :
ومن
السنة أن يقول عند الإفطار اللَّهُمَّ لَك صُمْت وَبِك آمَنْت وَعَلَيْك
تَوَكَّلْت وَعَلَى رِزْقِك أَفْطَرْت وَصَوْمَ الْغَدِ مِنْ شَهْرِ
رَمَضَانَ نَوَيْت فَاغْفِرْ لِي مَا قَدَّمْت وَمَا أَخَّرْت
“Dan
diantara sunnah yaitu berdo’a ketika berbuka puasa “Ya Allah, karena-Mu
aku berpuasa, kepada-Mu aku beriman, kepada-Mu aku bertawakkal, dan
atas rizqi-Mu aku berbuka, puasa Ramadhan besok aku berniat , maka ampunilah kesalahanku yang telah lalu dan yang akan datang”.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar BARAYA